Rabu, 08 September 2010

Keluar Dari Lubang Jarum(4)

Perasaanku tidak menentu ketika berjalan menuju kamar Humed. Ada sedikit perasaan geli yang membuat saya dapat tersenyum sendiri karena mengingat kejadian kemarin malam, tapi ada juga perasaan takut, takut teman-temanku melaporkan keberadaanku di dalam kamar tersebut kepada guru-guru piket di 130. Pintu kamar Humed sudah beberapa langkah dari hadapan saya, dan jantung saya sedikit berdetak kencang ketika pintu kamar Humed terbuka, saya membayangkan humed keluar dari kamar dan mengabarkan saya bahwa saya dipanggil ke 130. Tapi ternyata yang keluar dari pintu kamar Humed adalah adik kelas Humed yang akan pergi ke lapangan bola.
Melihat mereka keluar dari pintu kamar Humed, saya langsung spontan memanggil mereka kemudian bertanya kepada mereka, "Eh, kak Humed ada di kamar ga?"
"Ada kak.", jawab salah satu adik kelas yang sekamar dengan Humed.
Saya memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Humed, tidak lupa untuk mengucapkan salam saya langsung menuju ke ruang tidur di mana suara Humed menjawab salam saya. Saya sudah membayangkan wajah teman-teman saya yang tertangkap kemarin kepada saya, wajah muram dan dendam kepada saya pasti yang akan dipasang. Tapi ternyata saya salah. Humed langsung tersenyum bertemu dengan saya, dia seketika tertawa dan berkata "Nang, ha..ha..ha.. kemarin bisa lolos lo?".
Saya belum menjawab, karena melihat Kamil yang keluar dari kamar mandi Humed dan dia langsung membalas pertanyaan Humed "Iya, kemarin gue langsung aja geser kursi belajar ke depan lo nang, untung pak Arif ga ngelihat lo".
Saya membalas "Iya mil, untung dia ga ngelihat gue. Thank u banget mil.".
"Terus lo diapain di 130?", saya bertanya kepada mereka.
Lalu mereka menjelaskan hukuman yang didapat, yaitu dikurung di kamar mandi 130, dan membangunkan adik kelas pada subuh nanti. Tapi mereka mendapatkan keuntungan, yaitu dapat makan lebih awal dibandingkan yang lain. Dalam hatiku, saya merasa lega, karena mereka tidak melaporkan saya ke petugas. Betapa tinggi solidaritas teman-temanku, bahkan sampai teman berbuat salah tidak dilaporkan.
Dari kejadian itu saya mendapatkan banyak pelajaran, terutama pelajaran tentang solidaritas dalam berkawan. Mungkin karena kami sudah tinggal dalam satu lingkungan pendidikan dan asrama sudah cukup lama, jadi teman sudah seperti keluarga sendiri. Karena orang tua, keluarga jauh dari lingkungan teman-teman yang tinggal di sekolah yang menerapkan sistem berasrama.Termasuk saya dan teman-teman saya. Satu lagi hal yang dapat saya jadikan pelajaran hidup, jangan sekali-kali menentang peraturan yang ada, karena jika kita sekali saja mencoba melanggar maka Tuhan biasanya akan memberikan sedikit peringatan kepada kita.

Tidak ada komentar: